Saat Kamu Menikah Dengan Dokter, Ketahuilah Inilah 5 Suka Duka yang Akan Kamu Dapat


Mempunyai suami yang berprofesi sebagai dokter adalah idaman banyak wanita. Karena pekerjaan yang dilakukan sangat mulia dengan menyembuhkan orang sakit. Dan profesi sebagai dokter sangat menjanjikan.Untuk itu banyak wanita yang mencari pasangan hidupnya dengan seorang dokter. Tapi dibalik penilaian terhadap seorang dokter yang bagus dan oke, Ternyata ada juga suka duka didalamnya. 

Mengutip hipwee, inilah beberapa suka duka kalau kamu wanita menikah dengan seorang dokter:

1. Pasanganmu tak hanya milikmu seorang, tapi juga milik pasiennya. Pahami hal ini sejak awal agar tak kaget kemudian




Menikah dengan dokter berarti harus siap bahwa dia tak hanya milikmu seorang, tapi juga milik para pasiennya. Waktu bekerjanya tak menentu bergantung pada shift, kadang pagi, tak jarang juga malam hari. Ketika saatnya nanti kamu mempunyai pasangan seorang dokter, pahamilah baik-baik jika dia tak bisa sering ada di sampingmu.

Mengertilah bahwa dia tidak mempunyai jam kerja layaknya orang kantoran lainnya. Belum tentu juga hari libur bisa bersantai di rumah. Jika telepon dari rumah sakit masuk, kamu harus siap bahwa tugas negara sudah memanggil karena ada pasien yang membutuhkan tenaganya.

2. Bagaimanapun juga, di samping mencari nafkah, dokter merupakan pekerjaan mulia karena menolong orang dalam usahanya sembuh dari sakit



Mungkin akan banyak keluhan mengenai jam kerja yang tak menentu. Tapi di balik itu semua, ingatlah bahwa dokter adalah profesi mulia, yang lewat perantara tangannya banyak orang-orang akhirnya sembuh dari sakitnya. Inilah yang jadi pelipur saat harus ada banyak momen yang tak bisa dihadapi bersama karena tuntutan pekerjaan.

3. Jika sakit, tak perlu panik karena ada pasangan sendiri yang akan melakukan pertolongan pertama dengan tepat. Paling tidak, ini meminimalisir anggaran kesehatan keluarga



Ini keuntungan paling besar yang didapatkan jika menikah dengan dokter. Ada pasangan sendiri yang akan melakukan pertolongan pertama dengan tepat jika kamu sakit, termasuk obat apa yang sebaiknya diminum. Paling tidak, hal ini meminimalisir anggaran kesehatan dalam keluarga karena tak perlu repot untuk periksa ke dokter atau rumah sakit.

4. Pendapatannya tak sebanding dengan citra dirinya sebagai dokter. Orang mengira gajinya tinggi, padahal…



Orang beranggapan bahwa gaji dokter sangatlah besar. Padahal jika masih berstatus sebagai dokter umum, gaji pokoknya tak lebih dari UMR pada masing-masing daerah. Penghasilan dokter sebagian besar berasal dari uang jasa medis yang tergantung dari banyaknya pasien dan tindakan yang dilakukan.

5. Maka dari itu, banyak dari mereka yang mengambil pendidikan untuk jadi dokter spesialis. Dari segi profesi naik, kesejahteraan keluarga juga naik. Tapi, perjuangannya tak terkira!


Menjadi dokter spesialis banyak dipilih untuk jenjang karir yang baik serta kesejahteraan keluarga yang meningkat. Untuk mendapatkan gelar tambahan tersebut, perjuangannya jangan ditanya, berat dan cukup terjal! Tak seperti kuliah S2 yang ditempuh selama 2 tahun, pendidikan dokter spesialis berkisar antara 4-6 tahun. Inginnya fokus saja pada tetek bengek yang berurusan dengan studi.

Padahal ada keluarga yang sudah seharusnya diperhatikan. Tapi, bagaimana lagi, mereka tidak mempunyai banyak waktu luang sehingga keluarga sering terabaikan. Di sinilah ujian pertama berawal, bagaimana meyakinkan pasangan hidup bahwa dia bekerja dan sekaligus belajar keras sehingga waktu dengan keluarga berkurang drastis sementara pendapatan merosot dibandingkan pada saat masih bertugas menjadi dokter umum.

Meski begitu, jangan kemudian menjadi takut saat akan benar-benar menikah dengan seorang dokter. Bukankah berakit-rakit dahulu, bersenang-senang kemudian? Sebagai pasangan, dukungan yang besar benar-benar diperlukan. Perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan rasanya tak akan berarti jika apa yang dihadapi selanjutnya adalah kehidupan yang lebih baik. (s)
Baca Juga :
loading...

Bagikan Ke

Related Posts

Previous
Next Post »