Jika kamu siap nikah kamu harus pikirkan matang-matang apa saja yang harus dilakukan kedepannya, beberapa panduan ini membantu kamu agar tak salah mengambil keputusan untuk nikah..
Pernikahan bukan hal main-main, yang setelah resepsi maka bubarlah semua urusan. Hidup dengan orang yang sama sekali berbeda dengan kita, baik keluarga, pendidikan, karakter, bahkan prinsip bukan hal ringan.
Tak heran, banyak orang menganggap pernikahan merupakan momen dimulainya kehidupan kedua seseorang dengan fase yang sama sekali lain dengan kehidupan sebelumnya.
Melihat satu demi satu teman seperjuangan telah melangkah pada fase itu memang menjadi momok tersendiri, apalagi bagi mereka yang hingga kini masih bertahan dengan kesendirian.
Sejenak, ada sisi lain dari batin yang berbisik lirih, juga ingin mengikuti jejak yang sama. Merasakan sensasi bertemu dengan The Right One, menggema namanya, dan bersuka-ria memasuki kehidupan baru.
Namun, siapkah kita? Pernikahan adalah selamanya, bukan sekadar tetek-bengek biasa. Kehidupan setelah pernikahan tidak seperti yang kita lihat pada film, yang berakhir bahagia tanpa rintangan dan gesekan.
Konflik itu akan selalu ada dengan berbagai bentuk. Jangan sampai keinginan menikah itu hanya sebatas mau, hingga lalai memikirkan 7 pertimbangan berikut ini.
1. Siap Menekan Ego
Sebelum menikah, kamu adalah pribadi merdeka yang bebas menentukan segalanya demi hidup. Kepentingan diri sendiri menjadi hal wajar. Namun, setelah menikah, kepentingan itu menjadi hak bersama.
Sepasang suami-istri merupakan satu pribadi, yang memiliki hak, tanggung jawab, dan tugas masing-masing. Seseorang harus siap menekan ego pribadi demi kebahagiaan pasangan. Mempertahankan kebebasan pribadi hanya akan memunculkan gesekan yang tidak baik, apalagi jika itu membuat pasanganmu tidak nyaman.
2. Siap Berbagi Hidup, Komitmen, dan Kepercayaan Bersama Pasangan
Sebelumnya, kamu adalah pribadi tertutup dengan membatasi diri dari orang lain. Tidak semua orang bisa kamu beri percaya yang sama. Namun, pernikahan adalah berbagi dalam semua hal: hidup, waktu, momen manis dan pahit, komitmen, dan kepercayaan bersama pasangan.
Saling terbuka satu sama lain merupakan elemen penting dalam mengokohkan rumah tangga. Tak boleh ada rahasia di antara kalian, baik itu urusan rumah maupun pekerjaan. Siapkah kamu?
3. Kompeten Mengerjakan Kewajiban Masing-masing
Masa muda adalah masa emas yang bisa dimanfaatkan untuk memperkaya skill. Seorang istri dituntut untuk mengurus semua hal di dalam rumah: memasak, merawat, mendidik, mengelola finansial keluarga, dan hal domestik lainnya.
Di sisi lain, seorang suami adalah pemimpin dan guru bagi istri dan anak-anaknya. Untuk itu, sebelum waktu itu tiba, perkaya diri dengan kemampuan soft and hard skill yang akan berguna bagi kehidupan rumah tanggamu kelak.
4. Mampu Menerima Kelemahan Pasangan
Pernikahan adalah penyatuan dua pribadi berbeda, memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Pasanganmu bukan Wonder Woman atau Superman yang bisa melakukan semua hal.
Biasanya kelemahan pasangan bisa menjadi gesekan dalam rumah tangga. Pahami kelemahan dia, jangan menuntut sesuatu yang tidak mampu ia lakukan. Toh pasanganmu juga manusia biasa, tidak akan lepas dari salah dan lupa.
5. Mapan Ilmu Agama
Agama merupakan tiang yang mengokohkan sebuah rumah tangga. Islam sudah mengatur semua aturan kehidupan, termasuk perihal pernikahan, bagaimana suami menjaga hak dan kewajibannya sebagai pemimpin rumah tangga, begitu juga dengan pihak istri. Menjalankan perintah agama bersama-sama, saling mengingatkan jika lupa, dan saling memaafkan jika salah.
6. Memiliki Kapabilitas Mengurus dan Mendidik Anak
Mendidik anak menjadi pribadi yang baik bukan sebuah urusan yang remeh-temeh. Diperlukan kesabaran ekstra, apalagi dalam menghadapi anak yang rewel. Sebagai orang tua, kamu harus memastikan setiap kebutuhannya terpenuhi.
Untuk itu, jangan kaget ketika kamu harus merelakan jam tidur agar si anak dapat tidur nyenyak dan kesehatannya terjaga. Mengajarkan anak mencintai agamanya sejak dini juga salah satu kewajiban sebagai orang tua demi bekalnya saat dewasa nanti.
7. Sadar Bahwa Kewajiban Dalam Mengurus Rumah Tangga Akan Dipertanggung jawabkan Langsung Kepada Tuhan
Bagi wanita, sejak akad nikah disebutkan, kamu bukan lagi tanggung jawab orang tua, melainkan tanggung jawab si suami. Dan seorang laki-laki, tanggung jawabnya bukan hanya kepada orang tua saja, melainkan istri dan anak-anaknya kelak.
Untuk itu, senantiasa menjaga hubungan dan mengerjakan hak dan kewajiban masing-masing karena semuanya akan dipertanggungjawabkan kelak di Hari Akhir.
Pernikahan adalah sebuah keputusan besar. Sekadar mau saja tidak cukup menjamin kelanggengan pernikahanmu. Pernikahan bukan ajang gengsi-gengsian, pastikan kamu siap secara lahir dan batin. (s)
loading...