Sudah Nikah Kok Masih Suka Chatting Sama Mantan?


Gambar ilustrasi dilansir dari kaskus.co.id

"Kami nggak ngapa-ngapain kok, cuma chat aja, tanya kabar... Nggak lebih!!"

Yakin??

Ingat, Emotional Infidelity/Emotional Affair alias ketidaksetiaan yang hanya melibatkan keintiman secara emosional juga termasuk pengkhianatan dalam pernikahan.

Begini hukum beratnya dalam Islam!

Semoga Allah menjauhkan kita dari perbuatan yang demikian.

Jika dahulu kita banyak temukan perselingkuhan dalam kehidupan nyata, sekarang hal itu pun sudah semakin merambah dan menggejala di dunia maya.

Ditambah lagi maraknya berbagai fasilitas teknologi (telepon seluler, media jejaring sosial -terutama Facebook, Twitter,- dan beragam aplikasi chatting) semakin memudahkan dan memuluskan jalan bagi tindakan keji tersebut.

Bentuk Perselingkuhan

Ketidaksetiaan (infidelity) terhadap pasangan resmi yang halal, ada dua macam:

  • Physical Infidelity/Physical Affair: Ketidaksetiaan yang melibatkan kontak dan kedekatan secara fisik (menjamah, memegang, meraba, berciuman), bahkan hingga menghantarkan pelakunya ke jenjang hubungan biologis (berzina/adultery).
  • Emotional Infidelity/Emotional Affair: Ketidaksetiaan yang hanya melibatkan keintiman secara emosional, (Termasuk mengingat-ingat mantan).

Contohnya :

1. Sering chatting sama mantan pacar

2. Mengungkapkan kata-kata mesra/sayang/cinta kepada lawan jenis yang bukan pasangan halal.

3. Sexting (mengirimkan pesan yang berisi pembicaraan tidak senonoh yang menjurus kepada hubungan biologis, atau mengirimkan gambar vulgar yang bermuatan sexual) lewat media apapun bentuknya.

4. Komunikasi intensif yang melibatkan perasaan.

Seperti berbagi perasaan dengan lawan jenis tentang ketakutan; harapan; mimpi. Hanya untuk sekadar berbagi dan itu dilandasi karena perasaan dekat dengan si dia (Jadi jika curhatnya itu bertujuan untuk meminta solusi kepada ustadz dan dilakukan seperlunya, maka itu tidak dikatakan selingkuh emosional insya Allah).

Termasuk bentuk pengkhianatan gaya ini adalah menyalurkan emosional berupa perhatian khusus, kasih sayang, cinta, dalam bingkai romantisme pada lawan jenis yang bukan menjadi pasangan resminya.

Lebih lanjut, Emotional infidelity/emotional affair ini dapat memicu potensi perselingkuhan fisik

Namun mirisnya, banyak orang mengira bahwa emotional affair/ketidaksetiaaan emosional bukanlah termasuk jenis pengkhianatan, karena tidak melibatkan aspek fisik.

Akibatnya, para pelakunya nampak asyik-asyik saja, bahkan tanpa rasa bersalah kepada pasangannya yang sah ketika melakukannya.

Mereka berpikir, Toh kami tidak melakukan apa-apa… kami tidak melakukan hubungan lebih… kami hanya sebatas teman saja”, atau “Kami hanya tanya kabar saja, tidak lebih dari itu”.

Ketahuilah, berdua-duaan di dunia maya baik lewat FB; BBM; Twitter; WA, atau media apapun bentuknya dalam rangka menyalurkan perasaan sayang/cinta/kemesraan/perhatian khusus termasuk masih berhubungan dengan mantan adalah sebuah bentuk penghianatan pernikahan.

Apalagi sampai curhat tentang zona pribadi, perlakuan romantisme, dengan dilandasi adanya perasaan khusus... Maka ini juga termasuk tindak perselingkuhan meskipun levelnya belum setinggi selingkuh fisik.

Hukum Selingkuh

Kendati perselingkuhan yang dilakukan hanya sebatas ketidaksetiaan emosional, berhati-hatilah terhadap salah satu bentuk zina karena dengan perbuatan tersebut pelakunya bisa juga melakukan zina hati.

Padahal, mendekati zina saja sudah tidak boleh, apalagi melakukannya. Terlebih lagi jika perselingkuhannya menghantarkan kepada sebenar-benarnya zina (zina kemaluan).

Allah Jalla wa ‘Ala berfirman,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

Dan janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’: 32).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ حَظَّهُ مِنَ الزِّنَا، أَدْرَكَ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ، فَزِنَا العَيْنِ النَّظَرُ، وَزِنَا اللِّسَانِ المَنْطِقُ، والقلب تَمَنَّى وَتَشْتَهِي، وَالفَرْجُ يُصَدِّقُ ذَلِكَ كُلَّهُ وَيُكَذِّبُهُ

Sesungguhnya Allah menetapkan bagian zina untuk setiap manusia. Dia akan mendapatkannya dan tidak bisa dihindari. Zina mata dengan melihat, zina lisan dengan ucapan, zina hati dengan membayangkan dan gejolak syahwat, sedangkan kemaluanlah yang membenarkan semua itu atau mendustakannya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bercerita tentang mimpinya, menyebutkan beberapa hukuman yang Allah berikan kepada manusia karena pelanggaran mereka yang beraneka ragam, diantaranya,

فانطلقنا فأتينا على مثل التنور – قال فأحسب أنه كان يقول – فإذا فيه لغط وأصوات – قال – فاطلعنا فيه ، فإذا فيه رجال ونساء عراة ، وإذا هم يأتيهم لهب من أسفل منهم ، فإذا أتاهم ذلك اللهب ضوضوا – قال – قلت لهما ما هؤلاء قال قالا لى انطلق انطلق …

و” أما الرجال والنساء العراة الذين في مثل بناء التنور فإنهم الزناة والزوان

Kemudian kami berlalu, lalu sampai pada sebuah bangunan seperti tungku pembakaran.” Perawi hadits berkata, “Sepertinya beliau juga bersabda, ‘Tiba-tiba aku mendengar suara gaduh dan teriakan.’” Beliau melanjutkan, “Kemudian aku menengoknya, lalu aku dapati di dalamnya laki-laki dan perempuan yang telanjang. Tiba-tiba mereka didatangi nyala api dari bawah mereka, mereka pun berteriak-teriak.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku bertanya (pada Jibril dan Mika’il), ‘Siapa mereka?’ Keduanya menjawab, ‘Adapun laki-laki dan perempuan yang berada di tempat seperti tungku pembakaran, mereka adalah para pezina.’ (HR.Al-Bukhari no.7047).

Dari Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لِكُلِّ غَادِرٍ لِوَاءٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرْفَعُ لَهُ بِقَدْرِ غَدْرِهِ أَلاَ وَلاَ غَادِرَ أَعْظَمُ غَدْرًا مِنْ أَمِيرِ عَامَّةٍ

Di Hari Kiamat kelak setiap pengkhianat akan membawa bendera yang dikibarkannya tinggi-tinggi sesuai dengan pengkhianatannya. Ketahuilah, tak ada pengkhianatan yang lebih besar daripada pengkhianatan seorang penguasa terhadap rakyatnya.” (HR. Muslim).

Ingatlah, suami adalah seorang pemimpin dan istri serta anak-anak termasuk rakyatnya. Begitu juga istri, tak ada satu orangpun yang ridho pasangannya masih berhubungan dengan mantan.
Oleh karena itu berhati-hatilah, tak sedikit orang yang gagal dalam mengatasi masalah rumah tangga hingga berujung perpisahan.

Salah satu penyebabnya yaitu suami ataupun istri yang melakukan khianat secara tak langsung terhadap pasangannya.

Demikian, Wallahu A'lam. (s)
Baca Juga :
loading...

Bagikan Ke

Related Posts

Previous
Next Post »