Anak-anak dianggap pengganggu kekhusyukan dalam beribadah. Sehingga bahkan ada masjid yang terang-terangan menulis larangan anak untuk masuk masjid. Bahkan ada orang dewasa yang tak segan-segan menghardik dan mengancam mereka jika bermain dan bercanda. Masjid pun menjadi tempat menyeramkan
Anak-anak pun mencari tempat alternatif hiburan. Pilihannya playstation dan game online. Permainan menyenangkan. Penjaganya pun menyambut ramah. Akhirnya pihak masjid pun susah mencari kader remaja masjid. Banyak remaja yang menolak, sebab waktu kecil selalu dimusuhi saat di masjid
Sifat Allah yg Maha Rahman tak muncul dalam perilaku sebagian pengurus masjid yang galak dan suka bentak anak. Anak-anak lebih mengenal Allah yang Mahakeras siksanya dibandingkan Maha RahimNya. Sebab mereka banyak dihukum dan dimarahi jika bermain-main di masjid
Meskipun jika ada anak yang sungguh-sungguh ibadah. Ternyata banyak mereka yang tak layak ada di shaf depan. Padahal mereka datang sejak awal.
Padahal hak ada di shaff depan adalah yang datang duluan, bukan berdasarkan usia
Kadang saat sholat jumat pun, khatib lupa menyapa anak-anak. Lebih fokus kepada jamaah dewasa. Anak-anak dianggap warga kelas dua
Masjid sebagai pusat display agama, seharusnya menjadi tempat untuk mengajarkan hakikat islam sesungguhnya : kasih sayang dan keramahan
Tidak berminatnya remaja saat ini terhadap Islam, sebagian besar karena trauma di masa kecil akan tampilan islam khususnya di masjid
Masjid kalah bersaing dengan mall, warnet dan tempat permainan lain dimana penjaganya ramah dan murah senyum
Banyak jamaah berebut menjalankan sunah di masjid. Lupa akan sunah yang lain yang diajarkan rasul : memuliakan anak-anak khususnya di masjid
Sungguh indah saat rasul membawa cucunya, umamah dan husain ke masjid. Digembirakan mereka dengan digendong seraya bermain di masjid
Demi memuaskan husain bermain di masjid, Rasul melamakan sujudnya agar ia puas menungganginya seperti kuda. Tak memarahinya
Sahabat menduga lamanya sujud akibat datangnya wahyu. Mereka salah. Rasul menyengajakannya supaya anak-anak puas bermain di masjid
Kisah-kisah Rasul yang memuliakan anak di masjid mungkin jarang terdengar atau sengaja dilupakan sebagian orang. Padahal mereka mengaku pencinta rasul
Alhamdulillah setelah banyak dialog dengan pengurus masjid yang melarang anak-anak, akhirnya ada juga yang tercerahkan meski awalnya marah-marah
Bahkan ada yang berinisiatif membuat area bermain bagi anak-anak serta menyediakan pampers bagi mereka
Biarlah anak betah bermain di masjid daripada memilih bermaih di tempat lain yang menjauhkan mereka dari agama
Jika sudah merasa nyaman di masjid. Barulah buat peraturan. Kapan harus bermain dan kapan harus ibadah. Mereka tentu bisa menerima
Indahnya jika kita lihat anak-anak saat waktu luang, izin ke ortunya untuk pergi ke mesjid. Berlama-lama disana. Masjid pun ramai
Orang dewasa lain yang malas ke masjid pun jadi bergairah melihat masjid yang ramai. Jadilah setiap masyarakat memakmurkan masjid
Jika masjid ramai, maka tak ada lagi yang ribut dengan konser lady gaga atau sejenisnya. Sebab masyarakat sepakat menolak. Mereka semua hatinya terpaut ke masjid
Jadi dari sekarang, mari buat masjid sebagai tempat yang nyaman, ramah, bersih dan menyenangkan bagi anak-anak. Karena kelak merekalah yang akan memakmurkan masjid
Jika sudah terlanjur, bikin iklan ke warnet-warnet dan game online, bahwa masjid sekarang asyik lho. Bahkan punya area bermain. Niscaya warnet sepi
Mudah-mudahan ada pengurus masjid yang baca postingan artikel ini dan memulai gerakan ajak anak ke masjid. Saya berdoa semoga terwujud. Dan semoga bagi yng belum bisa menerima segera mmendapat hidayah agar mereka bisa lebih menyayangi anak-anak yang suka bermain dimasjid. Karena hanya mereka lah yang nantinya bisa meneruskan perjunagan islam. Wallahu A'lam
Sumber : by : bendri jaisyurrahman (twitter : @ajobendri)
loading...