Otak Anak ini Alami Gangguan yang Mengerikan Gara-Gara Kecandu Main "Gadget"


Dijaman modern ini gadget sudah tak bisa lepas dari kita. Bahkan anak kecil pun sekarang sudah banyak yang memakai gadget. Tapi akibatnya kalau anak sudah kecandu dengan gadget, ketergantungannya pun akan semakin luas dan bisa berakibat fatal untuk kesehatan si anak.

Mengutip islamidia, Seperti yang terjadi pada anak wanita ini yang alami keanehan pada otaknya karena kecandu dengan gadget. Hingga penyesalan pun datang pada wanita ini karena telah berikan fasilitas yang salah pada anaknya.

ini curhatan wanita ini yang bikin ingat anak kita supaya bisa lagi menjaga anak dengan lebih baik lagi.

1. Seorang ibu asal Manado memberikan gadget kepada anaknya (Shafraan) ketika berusia 10 bulan.

“Awal perkenalan dengan gadget pas Shafraan umur 10 bulan. Awalnya terbiasa liat kakak-kakaknya main game di tab. Dari sekedar jadi penonton, lama kelamaan dia jadi tertarik untuk mencoba.”

2. Seiring berjalannya waktu, Shafraan jadi kecanduan main gadget. Si ibu pun akhirnya memanfaatkan kecanduan ini untuk menenangkan anaknya.

“Seiring bertambahnya usia, gadget jadi barang yang tak bisa terpisahkan dalam kesehariannya. Bermain berbagai jenis game bisa sampai berjam-jam.”



“Awalnya saya membiarkan. Saya memfasilitasi karena bagi saya gadget adalah senjata ampuh saya untuk menenangkan dia. Saat dia marah dan menangis saya pasti akan membujuknya dengan bermain game. Dan dia akan langsung tenang.”

3. Tapi lama-kelamaan… Ada yang aneh dengan tingkah laku si anak…

“Di umurnya yang ke-2 tahun, anak saya terlihat kaku berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Pernah saya mendapati dia hanya memegang mobil-mobilannya sambil diam saja. Tebak saya, karena selama ini dia terbiasa menggerakkan jarinya hanya untuk permainan dalam gadgetnya.”

“Keanehan lainnya adalah kurangnya kosakata yang bisa dia ucapkan. Padahal anak seumuran dia seharusnya sudah bisa berbicara dengan variatif.”

Sejak saat itu si ibu mulai melarang anaknya main gadget. Tapi gimana reaksi sang anak? Anaknya langsung ngamuk, nangis, selalu melempar barang, jadi susah makan, susah tidur, dan rewel. Akhirnya karena kasihan, si ibu mengembalikan gadgetnya lagi ke anaknya.

4. Merasa makin gak beres, akhirnya Shafraan dikonsultasikan ke dokter.

“Puncaknya sekitar 2 bulan yang lalu saya ke Rumah Sakit buat imunisasi. Ketemu sama dokter di bagian tumbuh kembang anak. Semua permasalahan kami konsultasikan termasuk bertanya tentang kondisi Shafraan.”

“Menurut dokter Shafraan sekarang dalam kondisi Speech delay atau keterlambatan bicara. Tidak tanggung-tanggung perkembangan bicara Shafraan terlambat 1 tahun dari umurnya yang udah 3 tahun 4 bulan waktu itu.”

Dokter pun menganjurkan Shafraan untuk ikut Terapi Okupasi atau Sensori Integrasi agar bisa menstimulasi kemampuan bahasa, lalu dilanjutkan ke Terapi Wicara.

5. Menyadari kondisi ini adalah kesalahannya, sang ibu pun sangat terguncang dan menyesal…

“Pernyataan dari dokter itu bagaikan guntur di siang bolong. Baru saya sadar sayalah penyebab Shafraan jadi begini.”



“Gara-gara saya tidak mau direpotkan dengan suara tangisannya, saya tidak mau melihat rumah berantakan karena mainannya. Saya tidak mau repot. Saya tidak mau capek. Saya EGOIS. Itulah kesalahan terbesar saya sebagai seorang ibu. Dan baru sekarang mata saya terbuka lebar tentang kondisi anak saya.”

6. Sejak saat itu Shafraan tidak diizinkan main gadget lagi.

“Sejak hari itu penggunaan gadget ditiadakan. Awalnya dia nangis sambil minta tab tapi dengan tegas saya bilang tab rusak. Besoknya dia minta lagi. Tetap saya bilang rusak. Selama kurang lebih seminggu dia masih sering meminta.Tapi alhamdulillah akhirnya dia mulai lupa dengan rutinitasnya 
yang dulu dan mulai membuat kegiatan baru.”

“Hasilnya? Sekarang rumah tidak pernah bisa rapi. Mainan berantakan. Tapi ada kemajuan pesat pada diri Shafraan. Pembendaharaan katanya sudah lebih banyak. Bahkan sekarang dia sudah bisa bicara membentuk kalimat. Walaupun masih belum terlalu jelas tapi saya sudah sangat bersyukur .”

“Saya hanya berbagi pengalaman saja. Jangan sampai apa yang terjadi pada Shafraan terjadi pada anak-anak lain.”

Sungguh miris, padahal teknologi diciptakan oleh manusia, tapi akhirnya manusia sendirilah yang dirugikan teknologi! Semoga curhatan ibu ini bisa membuka mata para orangtua dan bisa dengan bijaksana membagi waktu untuk menemani sang anak bermain, bukannya malah mau praktis dengan kasih gadget. (s)
Baca Juga :
loading...

Bagikan Ke

Related Posts

Previous
Next Post »