Memang baru-baru ini banyak berita yang menyiarkan bahwa "Whatsapp terancam diblokir oleh KOMINFO. Sebab, ada konten terlarang yang memasuki whatsapp. "Moms, hati-hati ya. Sekarang video porno bisa disearch lewat WA."
Kalimat awal dari pesan yang viral melalui pesan singkat di WhatsApp tersebut sempat membikin heboh masyarakat Indonesia termasuk para orangtua.
Mengutip brilio, kabar mengenai fitur Graphics Interchange Format (GIF) di WhatsApp yang memiliki konten pornografi dalam bentuk format GIF, hingga bagaimana langkah-langkah detail untuk mencari konten porno tersebut meresahkan para orangtua.
Mereka pun tidak tinggal diam dan mengadukannya ke Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo) untuk segera menindak lanjuti permasalahan tersebut.
Menanggapi hal itu, pihak Kominfo bahkan sempat melayangkan ancaman kepada WhatsApp dan Facebook untuk segera menindaklanjuti hal tersebut.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara mengatakan seperti dikutip dari Merdeka, Selasa (7/11), konten menjurus pornografi pada GIF di WhatsApp kini sudah tak bisa diakses.
Meski begitu, belum 100 persen. Hal itu tergantung dari pihak operator maupun penyelenggara internet melakukan pemblokiran.
"Dari peristiwa ini, pemerintah tidak hanya menghubungi pihak WhatsApp semata, melainkan pula pihak-pihak ketiga yang membuat konten GIF di aplikasi itu. Dari pihak ketiga itu, ada Giphy dan Tenor."
Sebelumnya, pada Senin lalu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) berjanji akan menindak tegas bila aplikasi perpesanan WhatsApp tak memedulikan suratnya. Surat itu terkait dengan permintaan pemerintah untuk membersihkan konten GIF yang menjurus pornografi di platform mereka.
Sejatinya, fitur GIF di aplikasi perpesanan ini sudah diperkenalkan dari tahun lalu, dan bekerja sama dengan situs-situs penghasil GIF seperti Giphy dan Tenor. Pada awalnya, hanya pengguna iPhone yang bisa memakai fitur tersebut, namun pada Maret 2017 lalu, pengguna smartphone Android mulai bisa menggunakannya.
Bukan hanya aplikasi ini saja, situs media sosial seperti Facebook, Path dan Twitter juga memasang fitur tersebut. Medium ini dianggap lebih bisa menyampaikan pesan sehingga disukai oleh pengguna.
Jadi, jangan sampai dengan berkembangnya teknologi malah membuat orang terjerumus ke dalam jurang. (s)
loading...