foto via unsplash.com
Banyak gadis yang sudah dewasa secara usia namun belum juga mendapat jodoh.....
Bukannya mereka tak cantik, tak kaya, tak pandai, ataupun tak subur....
Tapi laki-laki nggak mau mendekat karena 3 sikap orangtuanya berikut ini....
Jodoh memang sudah ada yang ngatur dan nentuin siapa jodoh kita nanti.
Tapi bukan berarti pasrah saja, agar jodoh dekat dengan kita, juga harus berusaha mencari siapa jodohnya nanti.
Terkadang juga banyak orang yang sudah susah payah mencari jodoh, tapi nggak ketemu-ketemu.
Padahal berdoa, ikhtiar, dan usaha keras telah dilakukan, tapi tetap saja selalu gagal dan gagal.
Lantas apa yang membuat terhambatnya jodoh? Ternyata jodoh terhambat bukan salah sendiri, melainkan 3 sikap orang tua ini penyebabnya.
Berikut 3 sikap orang tua yang membuat jodoh anak terhambat.
1. Melarang menikah muda
foto via kisahhikmah.com
Orangtua tentunya perlu menyadari bahwa bukan menikah di usia mudanya yang salah, akan tetapi persiapan bekal anak muda yang sering kali kurang untuk menghadapi pernikahan, sehingga banyak pemuda yang nikah mudah namun berakhir perceraian, karena hanya berbekal cinta buta.
Nah, melarang anak nikah di usia 20 an bukan solusinya. Kita bisa memberi solusi yang lebih baik misalnya dengan cara memberikan buku-buku, video ceramah, berdiskusi dengan anak, memberi masukan tentang kriteria jodoh yang paling penting, jadi bisa menambah wawasan mereka tentang pernikahan dan persiapan cukup untuk menghadapinya.
2. Memberi kriteria terlalu banyak dan sulit
foto via hipwee.com
Calon pasangan hidup anak kita harus lulusan universitas negeri, S2 atau S3, pekerjaannya mapan, gaji di atas 10 juta, sudah punya rumah dan mobil, dari suku tertentu saja, lha pertanyaannya… apakah kriteria anak kita layak untuk mendapat pasangan sedemikian?
Jika anak kita adalah gadis yang sudah berumur, berwajah pas-pasan, maka memberinya kriteria seperti itu hanyalah mempersulit dirinya. Berikan kriteria yang lebih masuk akal, misalnya shalat 5 waktu, akhlak baik, tidak merokok, sudah punya pekerjaan, berani bertanggungjawab. Itu kan lebih memudahkan anak dalam memenuhinya.
3. Menyuruh anak tinggal seatap setelah menikah
foto via nakita.grid.id
Kalau memang ada alasan kuat untuk menyuruh anak tinggal seatap setelah menikah, masih oke saja. Akan tetapi kalau tidak ada alasan jelas, sebaiknya biarkan anak hidup terpisah setelah menikah, agar mereka lebih mandiri dan bisa leluasa mengatur rumah tangganya sendiri.
Banyak perempuan yang tidak ingin menikah dengan laki-laki jika setelah menikah harus tinggal seatap dengan mertuanya. Horor tentang ibu mertua yang galak dan super cerewet rasanya sudah populer didengar oleh mereka.
Walau kita tidak bermaksud buruk, membiarkan anak tinggal terpisah akan lebih baik. Misalnya minta mereka mengontrak tidak jauh dari rumah, itu masih oke.
Demikian beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh kita selaku orangtua agar tidak mempersulit anak dalam menemukan jodohnya.(s)
loading...