Foto via merdeka.com
Punya kemampuan yang jadi hobi? tapi tak bisa menyalurkan?
Anda bisa melihat kemampuan itu sedari masih kecil bila sudah menemukan kembangkan hobi itu, Seperti hobi bocah SD ini yang nantinya bisa jadi ladang penghasilan yang menggiurkan. Tidak ada yang menyangka dengan menggambar bisa berpenghasil 30 jt perbulan.
Siapa sih yang tidak tahu Manga/Komik? Mungkin sudah pada tahu atau bahkan pernah mendengar,melihat, mencium,membaca dan bahkan mengaku sebagai Otaku? Tapi, apakah tahu seberapa besar gaji seorang mangaka?
Di Indonesia, komikus tidak cukup sekadar piawai menuangkan cerita dalam gambar. Mereka juga dituntut paham bisnis dan pintar menjual karyanya. ”Kerja” tambahan itulah kiat para komikus ini bertahan hidup di tengah dominasi komik impor.
Meminjam istilah pengamat budaya pop Hikmat Darmawan, komikus Indonesia adalah orang dengan cinta yang keras kepala. Kecintaan itulah yang membuat komik Indonesia tetap hidup sampai kini.
Setelah berjaya pada era 1960-1970, komik Indonesia lama mati suri. Di tengah dominasi komik impor, komik Indonesia kini menggeliat lagi dan terus berkembang.
Komikus Indonesia juga berkarya merespons tuntutan zaman digital. Namun, masih besar tantangan untuk membuatnya kembali jadi tuan di negeri sendiri.
Berkembang
Komikus Indonesia sebenarnya berhadapan dengan beragam tantangan, mulai dari penerbit yang tak terbiasa dan tak mengalokasikan anggaran untuk mempromosikan komik, karya yang tak dihargai secara finansial dengan patut, royalti kecil, dan aturan pajak yang ikut memberatkan.Cinta yang keras kepala membuat mereka tak putus asa.
Belajar dari kegagalan berulang-ulang menerbitkan dan menjual komik, komikus Chris Lie mencari penghidupan dengan cara lain. Ia bermitra membangun Studio Caravan pada 2008.
Kini, Caravan menggarap pesanan klien dari sejumlah negara berupa komik, karakter gim video, desain mainan, konsep desain untuk film, juga novel grafis.
Marvel Comics, Penguin Books, Hasbro, dan Mattel termasuk dalam daftar klien Caravan.
Nurfadli, Komikus Webtoon Berpenghasilan Jutaan Rupiah
Di usianya yang masih di sekolah dasar, Fadli kala itu lebih sering sibuk dengan coretan-coretan gambarnya.
"Awalnya memang suka gambar, coret-coret, suka diomelin ibu karena buku
pelajaran penuh gambar. Dari kecil sampai SMP, saya suka bikin cerita
lucu buat teman-teman," kata dia kepada VIVA.co.id, di Kino Cafe,
Jakarta Selatan, Kamis malam, 3 November 2016.
Hal ini pun terus berlanjut hingga ia melanjutkan kulaih di salah satu
universitas di Makassar, Sulawesi Selatan. Uniknya, Fadli justru
menjalankan kuliah sebagai mahasiswa teknik sipil, hal yang sangat jauh
dari bakatnya.
"Dahulu saya itu kuliah teknik sipil, di teknik sipil saya merasa enggak
nyambung sama jurusan itu, dan ngerasa salah jurusan lah. Isinya
matematika, fisika hal yang saya hindari," ungkap dia.
Praktis selama kuliah di dalam kelas, aktivitasnya pun tak jauh berbeda
dengan yang dilakukannya semasa kecil. Ketimbang mendengarkan materi
yang disampaikan oleh dosen pengajar, ia mengaku lebih sering membuat
gambar lucu dari wajah sang dosen.
Gambar-gambar ini pun ia bagikan ke teman-temannya. Fadli sendiri
memiliki gambar yang cukup khas yakni sebuah tokoh dengan gambar
sederhana, dan cerita komedi yang menggelitik.
Hingga suatu saat, salah seorang temannya menganjurkan untuk mengunggah
karyanya di internet. Ia pun kemudian mengunggah karyanya ke Facebook.
Namun, hasilnya pun masih belum seperti yang dibayangkan. "Yang baca ya
teman-teman lagi," kata dia.
Masih belum menyerah, ia pun kemudian membuat sebuah blog. Dari blog
inilah kemudian nama Tahilalats yang kini menjadi identitas bagi komik
stripnya muncul.
"Asal mula Tahilalats dari sini. Dahulu kan suka baca blognya Bena
Kribo, terus dia kribo. Terus saya apa ya, akhirnya saya cari oh iya
tahi lalat karena saya punya banyak tahi lalat. Waktu itu pengennya
nggak ada s-nya tapi sudah ada yang pakai," jelas dia.
Dari blog pribadinya tersebut, gambarnya pun masih tidak banyak
mendapatkan respon dari pembaca. Hingga akhirnya ia mengunggah karyanya
di sebuah forum online Indonesia yang cukup terkenal. Dari situ,
karyanya mulai mendapat respons, mendapatkan komentar.
Mendapati hal itu, ia pun kian semangat menggarap karyanya. Jika
sebelumnya hanya menghasilkan dua sampai tiga gambar seminggu, kini ia
mulai rutin dan konsisten menuangkan gambarnya.
Ia pun beralih ke sebuah media sosial yang memang khusus untuk berbagi
gambar. Menurutnya medium inilah yang paling pas sebagai etalase
karyanya.
"Mulai dari situ banyak yang mention di akun saya dan bilang, 'Ini lo
banget nih ke teman-temannya', dan akhirnya mulai banyak yang
ngefollow," ungkap dia
Hal ini terus berlanjut hingga ia mendapatkan tawaran untuk membuat
sebuah konten dari sebuah perusahaan di Jakarta. Dari situ namanya kian
banyak dikenal. Hingga karyanya pun dilirik oleh Webtoon, dari platform
berbagi pesan Line.
Ia sendiri mengatakan, selain harus konsisten, tantangan terbesarnya
ialah ide pada cerita. "Tantangannya lebih ke ide sih, kan harus beda
dari setiap episode harus twist dan punch line. Tantangannya kalau
sebelum deadline dan belum ada ide." ujar dia.
Namun, kini ia telah mulai bisa menuai hasil dari karya dan kerja
kerasnya sendiri. Orangtua, yang di awal sempat tidak percaya dengan
jalan karier yang ditempuhnya kini mulai melihat hasil jerih payah dari
komik Tahilalats buatannya. Ia pun mengatakan, bahwa karier sebagai
komikus, jika terus ditekuni merupakan hal yang cukup menjanjikan.
"Menjanjikan sih, kalau berhasil nembus social media, harus tetap
konsisten saja. Pendapatan sekarang mulai Rp3 juta-Rp15 juta per bulan,"
kata dia.
Ke depan, ia juga ingin mengembangkan bakatnya untuk membuat sebuah short movie, dan diunggah di YouTube.
Calon komikus yang berbakat, masih kelas 6 SD karyanya sudah mengagumkan, real dan hidup
Kepandaian tidak hanya diukur secara akademik saja. Ada kemampuan di luar akademik yang ternyata sangat membanggakan.
Misalnya kelihaian menggambar sketsa dan membuat karya seni lain.
Seorang guru dari Malaysia bernama Balqis Sidiqia membagikan hasil karya muridnya di kelas 6 yang memukau.
Wanita berkerudung tersebut menceritakan bahwa sang murid biasa saja di bidang akademik. Namun muridnya sering meluangkan waktu untuk membuat sketsa.
"Salah seorang murid tahun 6 saya, akademiknya mungkin biasa sahaja, kelas terakhir tapi korang tengoklah bakat dia ni. Talented dan kreatif berseni. Dia boleh lukis kartun kegemarannya sebijik-sebijik. Kagum dengan beliau." tulis @balqissidiqia.
Murid laki-laki bernama Haiqal Iskandar tersebut membuat sketsa tokoh kartun di TV dan film. Tidak hanya itu, ia juga menciptakan karakter animasi sendiri. Hasil karyanya begitu rapi dan detail.
Banyak orang yang menyemangati sang guru untuk membimbing muridnya. Warganet mengatakan gambar bocah SD tersebut membuktikan bahwa ia berbakat menggambar. "Dari personal experience saya yg mmg banyak lukis komik2 masa sekolah rendah, saya harap cikgu boleh bagi dia sokongan dan motivasi utk sentiasa melukis... he is so talented Hopefully bakat itu akan menjadi pembawa rezeki dia bila dh dewasa," cuitan @anisdiananana.
Penasaran seperti apa karya Haiqal Iskandar? Yuk simak fotonya berikut dilansir brilio.net dari Twitter @BalqisSidiqia, Senin (7/5).
1. Sketsa Haiqal Iskandar di buku tulisnya.
Sketsa Haiqal Iskandar © Twitter @BalqisSidiqia
2. Ia mampu membuat beragam karakter yang ekspresif.
Sketsa Haiqal Iskandar © Twitter @BalqisSidiqia
3. Gambarnya tampak lucu dan begitu hidup.
Sketsa Haiqal Iskandar © Twitter @BalqisSidiqia
4. Gambar Godzila dan kawan-kawan.
Sketsa Haiqal Iskandar © Twitter @BalqisSidiqia
5. Komik doraemon yang rapi abis.
Sketsa Haiqal Iskandar © Twitter @BalqisSidiqia
6. Imajinasinya luar biasa ya.
Sketsa Haiqal Iskandar © Twitter @BalqisSidiqia
7. Ia mampu membuat sketsa yang beragam.
Sketsa Haiqal Iskandar © Twitter @BalqisSidiqia
8. Haiqal Iskandar dan buku kumpulan sketsanya.
Sketsa Haiqal Iskandar © Twitter @BalqisSidiqia
Penghasilan Komikus / mangaka yang menggiurkan
"Di tahun-tahun sebelumnya rata-rata honor sorang mangaka itu sekitar 3.000 yen semoga akhir tahun ini gajinya naik jika di tahun sebelumnya pendapatan seorang mangaka 3.000.-yen atau sekitar Rp300.000.- Tiap halaman, untuk mangaka pemula atau debutan.Dan sekitar 8.000,- yen sampai 10.000,- yen tiap halaman, untuk mangaka pro.
Sedangkan untuk mangaka hitsmaker bisa sampai 15.000,- yen tiap halaman.
Jika mangaka pemula pendapatanya 3.000 yen =Rp300.000 x 100 halaman= Rp30.000.000 (30 juta rupiah) "
Untuk pendapatan dari seorang Mangaka secara garis besar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1-Genkouryou
Genkouryou merupakan pendapatan pokok dari seorang mangaka yang mereka terima dari perusahaan yang menerbitkan karya mereka.Dan untuk pembayaran ini dihitung per halaman,biasanya perusahaan penebit komik akan memberi batas berapa halaman yang boleh mereka terbitkan, tergantung dari reputasi dan rating kepopuleran manga tersebut.Perincian pendapatan Genkouryou sama seperti yg saya jelaskan diatas.
2-Inzei
Karena tak mungkin hanya mengandalkan pendapatan Genkouryou yang sangat minim, mangaka juga mendapat uang dari Royalti. Inzei adalah Royalti yang mangaka terima dari hasil penjualan chapter-chapter mereka yang telah dibuat ke dalam bentuk buku komik.Dari sinilah, Normalnya, seorang mangaka akan mendapat sepuluh persen dari hasil penjualan buku-buku tersebut.
Karena rata-rata harga buku komik di Jepang adalah sekitar Rp.40.000 (empat puluh ribu rupiah), itu berarti mereka mendapat Rp.4.000 (empat ribu rupiah) setiap bukunya. kalau laku seribu buku, berarti 4jt rupiah, kalau laku 1jt juta copy, berarti dapat 4 milyar, emoticon-Genit.
Dan itu baru di Jepang, belum lagi royalti-royalti yang mereka dapat dari luar Negeri, seperti Indonesia contohnya
3- Royalti Anime, Game, Merchandise, dll
Jika sebuah manga telah di adaptasi ke dalam bentuk Anime, Game, ataupun yang lainnya, Royalti seorang mangaka juga akan semakin bertambah.Tapi, apakah mereka mendapat royalti dari website-website tempat baca manga secara online? tentu saja Tidak. Boleh-boleh saja kita membaca suatu komik di Internet (saya sendiri juga sering, sering banget malah, hehe emoticon-Hammer)
Tapi kita juga tidak boleh lupa untuk membeli komiknya saat versi aslinya telah terbitkan,untuk menghargai kerja keras sang mangaka (s)
loading...