Pejuang Indonesia yang Namanya Diabadiin di Negeri Penjajah


Bagaimana kalau nama jalan tersebut berada di negara bekas penjajah Indonesia? Yap, Belanda yang udah ngejajah Indonesia selama ribuan tahun. Mereka memerangi pahlawan-pahlawan Indonesia, tapi justru menghormati mereka. Mungkin itu salah satu bentuk kekaguman mereka akan keberanian para pahlawan.
Kali ini, Viki kasih tahu siapa aja pahlawan Indonesia yang namanya diabadikan di negara penjajah.

1. Thomas Matulessy alias Pattimura

Nama Pattimura udah enggak asing buat warga Indonesia. Selain jadi sosok yang gambarnya sering dipajang di dinding kelas, juga sebagai pahlawan yang diabadikan pada lembaran uang Rp1.000. Dengan wajah yang ikonis, Pattimura bisa dibilang merupakan salah satu ancaman terbesar Belanda dalam upaya penguasaan Maluku.
Pahlawan asal Maluku ini berhasil melakukan banyak perlawanan demi mempertahankan Tanah Air. Sayangnya, pada akhirnya, Pattimura ditangkap dan dijatuhin hukuman gantung. Lalu, jenazahnya dibuang di Laut Banda. Saking beraninya dia ngelawan Belanda, namanya dijadikan salah satu jalan di Belanda.
Hal ini diusulkan oleh komunitas Maluku yang udah menetap di Belanda sejak lama. Sebagai tanda apresiasi, pemerintah Belanda pun mengabulkan usulan tersebut. Kini, nama Pattimura bisa lo jumpai di Pattimurastraat di Wierden, Belanda.

2. Martha Christina Tiahahu

Selain Pattimura, pahlawan heroik lainnya dari tanah Maluku adalah Martha Christina Tiahahu. Bahkan, udah dari saat remaja, tepatnya usia 17 tahun, Martha Christina dikenal di kalangan pejuang dan masyarakat sampai di kalangan musuh sebagai gadis pemberani dan konsisten terhadap cita-cita perjuangannya.
Berperang bersama Pattimura, Martha Christina enggak hanya berjuang dengan angkat senjata, tapi juga mengobarkan semangat kaum cewek Maluku buat turut mendampingi kaum lelaki di medan pertempuran, tentunya ngelawan Belanda.
Uniknya, Martha Christina pernah ditangkap, tapi dibebasin karena dianggap masih anak-anak. Karena terus ngelawan, Belanda mengirimnya ke Jawa buat menjalani kerja paksa. Karena keberaniannya walaupun masih belia, Belanda memberi apresiasi kepadanya dengan mengabadikannya menjadi salah satu jalan di Belanda. Martha C. Tiahahustraat letaknya enggak begitu jauh dari Pattimurastraat.

3. R.A. Kartini

Siapa yang enggak kenal dengan Raden Ajeng Kartini? Bahkan, hari kelahirannya dijadikan perayaan bagi Indonesia. Karena perjuangannya, ternyata enggak cuma masyarakat Indonesia yang kagum dengan sosok Kartini, pemerintah Belanda juga.
Lewat surat-suratnya yang memukau dunia, Kartini menunjukkan kepada dunia, khususnya kepada Belanda bahwa cewek pribumi itu enggak bodoh. Bahkan, Belanda kagum atas suara-suara indah nan berani Kartini di atas kertas. Akhirnya, pemerintah Belanda membukukan surat-surat Kartini sehingga tercipta buku berjudul Door Duisternis tot Litch atau Habis Gelap Terbitlah Terang yang fenomenal.
Apresiasi atas kekaguman pemerintah Belanda enggak sampai di situ. Nyatanya, Belanda juga mengabadikan Kartini sebagai nama jalan. Menariknya, enggak hanya satu jalan, tapi empat. Masing-masing ada di Kota Utrecht, Haarlem, Amsterdam, dan Venlo.

4. Mohammad Hatta

Kalau ada tokoh Indonesia yang paling enggak disukain Belanda, udah pasti jawabanya adalah Soekarno dan Mohammad Hatta. Bagaimana enggak benci? Berkat langkah cerdik dua tokoh ini, dibantu rakyat saat kekosongan kekuasaan, Indonesia akhirnya memproklamasikan kemerdekaan. Hal ini menjadi kecolongan besar bagi Belanda.
Walaupun begitu, bukan berarti Belanda enggak kagum sama dua sosok itu. Pemerintah Belanda, nyatanya, menaruh apresiasi besar. Nama Mohammad Hatta turut diabadikan jadi nama sebuah ruas jalan di kawasan Haarlem. Tulisan “Mohammed Hattastraat” terpampang di papan nama jalan di kawasan perumahan Zuiderpolder yang dibangun pada 1987.
Selain kagum karena keberaniannya, pemberian nama ini ditetapkan oleh Walikota R.H. Claudius dengan alasan bahwa Hatta merupakan tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia yang pernah menimba ilmu di Belanda serta merupakan aktivis Indonesia yang disegani.

5. Sutan Sjahrir

Buat yang enggak ketiduran pas pelajaran sejarah, lo pasti ingat siapa politikus dan perdana menteri pertama Indonesia. Yap, Sutan Sjahrir, Perdana Menteri Indonesia dari 14 November 1945 hingga 20 Juni 1947. Syahrir juga dikenal karena mendirikan Partai Sosialis Indonesia pada 1948.
Hal ini membuat Sjahrir dianggap sebagai salah satu ujung tombak Indonesia di masa perjuangan. Termasuk ketika dia menghadapi Belanda di pentas politik Internasional. Bisa jadi, selain Soekarno dan Hatta, Sjahrir juga dibenci pemerintah Belanda. Namun, kenyataannya enggak. Mereka justru kagum pada Sjahrir.
Sama kayak Hatta, dulu dia pernah menimba ilmu di Belanda. Tepatnya di Universitas Amsterdam yang kemudian pindah ke Leiden School of Indology. Pergaulan Sjahrir yang luas bikin dirinya dikenal di kalangan cendikiawan dan aktivis politik Leiden. Inilah yang membuat nama Syahrir ikut diabadikan sebagai nama jalan di Kota Leiden, yaitu Sjahrirstraat. Enggak hanya satu, tapi ada tiga jalan. Selain di Leiden, ada juga di Kota Gouda dan Haarlem.
***
Mungkin sebagian dari lo ngerasa aneh, kenapa negara penjajah malah bikin nama jalan dari pahlawan bekas jajahannya. Padahal, nama jalan pasti abadi sepanjang masa. Nyatanya, hal ini jadi bukti kekaguman berdasarkan ilmu dan keberanian mereka. Kalau penjajah aja kagum sama para pahlawan, udah seharusnya kita bisa lebih mengapresiasi mereka. Kalau lo, cara apa yang lo lakuin buat menghormati jasa para pejuang? (Sumber)

Baca Juga :
loading...

Bagikan Ke

Related Posts

Previous
Next Post »