"Anakmu Adalah Tanggung Jawabmu" Mendidik Anak Agar Tak Terjerumus Dalam Maksiat


Jaman sekarang bukan hal yang aneh kalo kita melihat kelakuan anak-anak dibawah umur yang sudah berani memadu kasih. Bahkan secara terang-terangan melakukan itu didepan umum,entah itu di ruang kelas,pinggir jalan,pusat pertokoan,bahkan sampai ke tempat ibadah.

Dan yang sangat miris adalah,kebanyakan yang melakukan hal tersebut adalah masih berstatus pelajar dari mulai SD


Gambar via facebook.com

Para pelajar begitu serius memadu kasih layaknya sepasang manusia dewasa,tanpa canggung dan tanpa malu.

Tentu ini adalah fakta yang terjadi,bukan isu atau bukan gosip semata.

APA YANG YANG TERJADI DENGAN MENTAL GENERASI MUDA SAAT INI?DAN SALAH SIAPAKAH INI SEMUA BISA TERJADI?


Gambar via youtube.com

Seperti yang disampaikan diatas, rasanya sungguh miris dan memprihatinkan.

Alasannya sederhana,bagaimana bisa anak-anak kecil begitu sudah berani melakukan hal yang hanya bisa dilakukan oleh orang dewasa?

Darimana mereka belajar begituan?dan kenapa bisa semudah itu mereka melakukannya?

SALAH SATU FAKTOR YANG BERPENGARUH BESAR TERHADAP RUSAKNYA MENTAL ANAK-ANAK SAAT INI 


Gambar via radarbayumas.co.id

Teknologi. Ya intinya masalah mental di masyarakat kita terutama di generasi muda sudah sangat parah, semua konten-konten tentang hal berbau dewasa bisa diakses dengan mudah,baik lokal maupun yang dari luar negeri.

Walaupun katanya pemerintah sudah berhasil menutup akses-akses konten yang berbau takpantas tapi faktanya kita masih bisa dengan mudah mengaksesnya .

Nggak bisa dipungkiri,teknologi sekarang serba maju,kita bisa melakukan apapun dengan sebuah smartphone yang terhubung internet.

Mau mengakses apapun kita hanya perlu menggerakan tangan,bahkan untuk memposting ,menshare atau mendownload konten-konten tak pantas cukup dengan mengerakan jempol saja.

Televisi. Tontonan yang banyak beredar di televisi kita kebanyakan bertema,cinta anak-anak pelajar,dan kekerasan.

Perlu disadri orang tua dua hal itulah yang sangat berpengaruh terhadap mental generasi kita,kenapa?


gambar via brilio.net

Karena faktanya TV adalah hiburan rakyat,bisa diakses oleh semua orang tanpa terkecuali,dan anak-anak adalah korbannya,jelas mereka akan mencontoh semua yang tersaji di televisi,karena mereka belum cukup umur untuk memilah mana yang baik dan mana yang buruk.

Bicara soal sinetron alay atau acara variety show ga je ya ga akan pernah abis, setiap jam akan selalu bermunculan sinetron dan acara sejenis yang berbeda judul walau tema nya masih itu-itu juga.

Apa pemerintah bisa menahannya? Tentu tidak akan mungkin, terkecuali ada sikap tegas yang berani diambil,dan kembalikan lagi acara tv kita ke acara-acara yang mendidik seperti dulu.


Gambar via pontianakpost.co.id

Padahal kalau di lihat di lapangan, pergaulan ini sangat meresahkan masyarakat, bahkan kalau kalangan remaja terus di biasakan hal semacam ini tanpa ada kesadaran dan pendidikan yang berorientasikan pada moral maka bagaimana dengan bangsa yang akan datang.

Sangat tragis, ternyata pergaulan bebas itu tidak hanya sebatas bergaul melainkan terkadang mendorong untuk melakukan hal yang lebih tidak di sukai oleh agama. Seperti cumbu rayu, ciuman dan bahkan terjebak dalam perzinahan.

Oleh karena itu, tanpa ada sekat-sekat pembatasan antara wanita dan laki-laki yang bukan muhrim maka dampak dan bahayanya seperti itu.

Kewajiban Orang tua mendidik anak

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَاْلأَمِيْرُ رَاعٍ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ، فَكُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ.

“Kamu sekalian adalah pemimpin, dan kamu sekalian bertanggung jawab atas orang yang dipimpinnya. Seorang Amir (raja) adalah pemimpin, seorang suami pun pemimpin atas keluarganya, dan isteri juga pemimpin bagi rumah suaminya dan anak-anaknya. Kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu sekalian akan diminta pertanggungjawabannya atas kepemimpinannya.”

Juga sabda beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam,

إِنَّ اللهَ سَائِلٌ كُلَّ رَاعٍ عَمَّا اسْتَرْعَاهُ أَحَفِظَ ذَلِكَ أَمْ ضَيَّعَ؟ حَتَّى يَسْأَلَ الرَّجُلَ عَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ.

“Sesungguhnya Allah akan bertanya kepada setiap pemimpin tentang apa yang dipimpinnya. Apakah ia pelihara ataukah ia sia-siakan, hingga seseorang ditanya tentang keluarganya.”

1. Mendidik anak dengan cara-cara yang baik dan sabar.

Agar mereka mengenal dan mencintai Allah, yang menciptakannya dan seluruh alam semesta, mengenal dan mencintai Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, yang pada diri beliau terdapat suri tauladan yang mulia, serta agar mereka mengenal dan memahami Islam untuk diamalkan. Ajarkanlah Tauhid, yaitu bagaimana mentauhidkan Allah, dan jauhkan serta laranglah anak dari berbuat syirik.

2. Pada usia balita (sekitar 2-5 tahun), kita ajarkan kepada mereka kalimat-kalimat yang baik serta bacaan Al-Qur-an.

3. Perhatian terhadap shalat juga harus menjadi prioritas utama bagi orang tua kepada anaknya.

Shalat merupakan tiang agama, jika seseorang melalaikannya niscaya agama ini tidak bisa tegak pada dirinya. Shalat ini pulalah yang pertama kali akan dihisab oleh Allah di akhirat. Untuk itulah, hendaknya orang tua dengan tiada bosan senantiasa memberikan contoh dengan shalat di awal waktu dengan berjama’ah di masjid, mengajaknya serta menanyakan kepada anaknya apakah dia telah menunaikan shalatnya ataukah belum.

4. Perhatian orang tua kepada anaknya juga dalam hal akhlaknya.

Anak harus diajarkan akhlak yang mulia, jujur, berkata baik dan benar, berlaku baik kepada keluarga, saudara, tetangga, juga menyayangi yang lebih kecil serta menghormati yang lebih tua, dan yang harus menjadi penekanan utama adalah akhlak (berbakti) kepada orang tua.

5. Juga perlu diperhatikan teman pergaulan anak, karena sangat bisa jadi pengaruh jelek temannya akan berimbas pada perilaku dan akhlak anak.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

اَلرَّجُلُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ.

“Seseorang bergantung pada agama temannya. Maka hendaknya ia melihat dengan siapa dia berteman.”
6. Berdo’a kepada Allah ‘Azza wa Jalla pada waktu-waktu yang mustajab.

Di samping ikhtiar yang dilakukan hendaknya brdoa di sepertiga malam yang terakhir, agar keluarganya dijadikan keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah, agar dia, isterinya, dan anak-anaknya dijadikan orang-orang yang shalih dan shalihah.

Dan semoga Allah selalu melindungi keluarga kita, anak-anak kita dari godaan setan. Amin (s)

Baca Juga :
loading...

Bagikan Ke

Related Posts

Previous
Next Post »