Banyak anak muda yang merasa dilema saat mereka harus menuruti apa yang diinginkan pasangannya. Mulai menemani berbelanja, menemani ke salon, atau juga menuruti keinginannya agar kita selalu izin jika main sama teman tongkrongan.
Di satu sisi, nurut terhadap pasangan merupakan sebuah bukti jika kamu sayang dengannya. Kamu tidak ingin mengecewakannya, dan berusaha menjadi sosok yang terbaik untuknya.
Namun di sisi lain, saat kamu selalu menuruti keinginan pasanganmu, kamu akan terlihat lebih bodoh dari sebelumnya. Kamu tidak memiliki kemampuan untuk mengatakan tidak pada keinginannya.
Nah, lalu apa sih perbedaan nurut sama pasangan sebagai bukti cinta dan nurut sebagai kebodohan? Berikut beberapa cirinya.
Kamu menuruti jika itu hal baik saja
Pertama, perbedaan nurut sebagai tanda cinta dan nurut sebagai tanda kebodohan dalam hubungan ialah terkait apa yang harus kamu turuti. Jika kamu mengikuti apa yang ia inginkan karena itu berdampak baik buat kamu, dia, atau hubunganmu maka hal ini bisa jadi sebagai bukti cinta.
Namun sebaliknya, jika kamu menuruti sesuatu yang bisa menimbulkan hal buruk bagi kamu, pasanganmu, atau hanya menguntungkan satu pihak, maka hal ini bisa dikatakan sebagai kebodohan dalam hubungan.
Tidak ada paskaan untuk kamu selalu menurutinya
Perbedaan selanjutnya ialah apakah ada unsur paksaan saat kamu menuruti keinginannya? Jika kamu melakukan hal yang ia inginkan dengan rasa terpaksa, maka itu bukan sebuah bukti cinta, melainkan pembodohan dalam hubungan.
Dalam hubugan yang sehat, segala tindakan dan perilaku pasangan seharusnya merdeka atas kehendak dirinya sendiri. Jika ia menuruti apa yang pasangannya inginkan, itupun atas dasar menurutnya itu memang baik, bukan karena paksaan.
Kamu diberi kebebasan untuk menolak keinginannya
Perbedaan selanjutnya ialah, kamu masih bisa menolak apa yang menurutmu kamu tidak bisa melakukannya. Nurut dalam hubungan sebagai tanda cinta tidak harus kamu menuruti semua keinginannya, namun kamu juga memiliki hak untuk menolaknya jika kamu memang tidak mampu melakukannya.
Ibarat kata orang, menuruti segala keinginannya tanpa kamu memiliki kebebasan untuk menolaknya itu ibarat kerbau yang dicocok hidungnya. Tentu kamu tahu sendiri kan jika kerbau identik dengan mahluk bodoh yang selalu menuruti tuannya. Apa kamu mau seperti itu?
Menuruti terhadap pasangan tidak hanya dilakukan satu pihak
Jika menuruti pasangan sebagai bukti tanda cinta, seharusnya hal itu dilakukan oleh kedua belah pihak sebagai pemilik cinta. Jika hanya dilakukan oleh kamu saja, itu namanya pembodohan. Sebab hubungan perlu pengorbanan keduanya bukan sepihak saja.
Itulah beberapa perbedaan antara nurut terhadap pasangan karena bodoh, dan karena bukti cinta. Pada intinya, menuruti segala keinginan pasangan belum tentu bukti cinta. Justru bisa menjurus ke hal eksploitasi pasangan kita. (s)
loading...