Sumber gambar siagaindonesia.com
Mereka banyak berada di pusat perbelanjaan di Depok. Rata-rata berusia produktif 17-24 tahun, ada yang berkeluarga ada yang belum.
Data termuan ini sangat memprihatinkan bagi orangtua harus lebih memperhatikan pergaulan anaknya, karena komunitas LGBT itu bisa memanfaatkan media seperti media sosial, dan game untuk menjaring anggota.
Pemerintah Kota Depok tidak menyangkal lagi bila di wilayahnya ditemukan banyak sekali komunitas perilaku penyukai sesama jenis, atau biasa kita menyebutnya LGBT yang berkeliaran.
Komunitas ini seperti terorganisir dengan tempat khusus yang sulit dijangkau dan susah untuk di lacak keberadaanya.
“Prilaku se ks menyimpang atau salah satunya gay, kalau ada ya memang ada. Mereka berada di tempat khusus yang tidak bisa kita akses. Kan sifatnya mereka ini rahasia, tidak terbuka paling hanya sesama kelompok mereka.
Beda dengan komunitas yang positif, seperti misalnya komunitas burung, olahraga, itukan ilustrasi sederhananya begitu,” kata Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna seperti yang dikutip dari viva.co.id.
Pradi menyebutkan, wilayah yang cukup rawan adalah kawasan yang banyak dituju dan menjadi pusat keramaian. Ketika disingung apakah yang dimaksud salah satunya wilayah Margonda? “Kalau itu saya senyum aja dah, kan enggak mungkin mereka milih hutan.”
Sementara itu dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok sedang memetakan komunitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Hanya saja, Dinkes mendeteksi sedikitnya 1.418 pria gay berkeliaran di Depok. Angka yang menyentuh ribuan itu tidak semua asal Depok, sebagian dari Jakarta pada 2018.
"Ini kita bicara keimanan. Bentang dasarnya adalah peran orang tua untuk membentengi keluarga. Kami juga mengimbau tempat-tempat umum untuk bisa kooperatif, memberikan informasi untuk kita ajak sharing," ujar pradi dikutip dari merdeka.com. (s)
loading...